Samarinda – Acara spesial bertajuk ‘a Night of Ramadhan’ yang diselenggarakan Tirtonegoro Foundation pada Selasa (26/3/2024) kemarin, sebagai bagian dari peringatan Hari Teater Dunia yang jatuh setiap tanggal 27 Maret.
Dalam suasana yang penuh kekhidmatan di Punarimba Art Space Tirto Kota Samarinda, ‘a Night of Ramadan’ mengajak para peserta untuk menjelajahi esensi Ramadan melalui penampilan seni yang memikat, memahami bahasa kasih dan cinta melimpah.
Dibenarkan Founder Tirtonegoro Rahmad Azazi Rhomantoro acara ini bertujuan untuk memperdalam makna Bulan Ramadan, sekaligus memperkaya pengalaman seni teater yang menyentuh hati dan pikiran penonton.
“Bulan Ramadan adalah rasa khidmat kita untuk bisa berkontempiasi dan merenungi hal-hal esensial dalam kehidupan, tidak terlepas dari manusia sebagai objek utama kehidupan,” jelasnya.
Acara ini menampilkan berbagai kegiatan yang menggugah hati dan pikiran, mulai dari kegiatan sosial seperti Berbaur (berbagi sayur) di wilayah Gunung Lingai, tausiyah oleh Ustadz Sayid Ferhat, hingga ibadah tarawih.
Selain itu, acara juga menyuguhkan beragam pertunjukan seni yang menginspirasi, seperti monolog karya Putu Wijaya yang diperankan Dimas Rhamadany, baca karya sastra dengan karya-karya sastrawan Kalimantan Timur (Kaltim).
Ada juga musikalisasi puisi yang dibawakan oleh Putri Bulan, Azazi, dan Rega Armela, stand-up comedy oleh Hermanto dan Jodi Kurniawan, gerak tari kolaboratif dari Susilo Dwi Cahyo, serta pengalunan ayat-ayat suci Al-Quran oleh Ustadz Hasbyallah.
Acara ‘a Night of Ramadan’ dihadiri para penggiat seni, tokoh agama, serta masyarakat umum. Semua yang hadir larut memadukan refleksi Ramadan dan keindahan seni teater, untuk mengangkat nilai-nilai kehidupan serta memperkuat hubungan manusia dengan Sang Pencipta dan sesamanya.
Harapannya, acara ini menjadi momentum penting untuk merayakan keberkahan Bulan Ramadan sambil mengapresiasi kekayaan seni teater dalam meresapi makna kehidupan.
“Semoga ‘a Night of Ramadan’ tidak hanya menjadi perayaan semata, tetapi juga menjadi wahana penghargaan atas kebesaran-Nya dan keindahan seni dalam memaknai eksistensi manusia,” tutupnya.