Ramahnya Bali Disalahgunakan Turis, Usaha Lokal Terpinggirkan

admin

Ilustrasi. Badung, Bali. (sumber : shutterstock)

Kabaristimewa.id, Bali – Industri pariwisata Bali kembali jadi sorotan, bukan karena keindahannya, tapi karena praktik-praktik ilegal yang dilakukan warga negara asing. Hingga April 2025, lebih dari dua juta turis mancanegara berkunjung ke Pulau Dewata. Tapi di balik angka itu, kegerahan warga Bali terus meningkat.

WNA kini tak lagi hanya berlibur, mereka membuka usaha tanpa izin. Gubernur Bali I Wayan Koster menegaskan maraknya penyalahgunaan OSS untuk mendirikan bisnis ilegal. “Banyak yang tidak punya kantor, tidak tinggal di Bali, tapi tetap bisa beroperasi. Ini jelas keterlaluan!” katanya.

Baca juga  166 Rumah Warga Rusak Disapu Puting Beliung, Aceh Utara Tanggap Darurat

Bali, menurut Koster, sedang tidak sehat secara pariwisata. Masalah vila ilegal, sopir liar, kemacetan, dan wisatawan nakal menjadi kombinasi yang menyesakkan. Audit izin usaha dan operasi gabungan mulai digalakkan, ditandai dengan keluarnya surat edaran dari Pemprov Bali.

Kritik juga datang dari Ketua ICPI Azril Azahari yang meminta kebijakan bebas visa dan VoA dievaluasi. “Yang datang turis kelas menengah ke bawah. Kriminalitas tinggi, usaha ilegal makin banyak,” jelasnya. Ia menyarankan Bali segera bergeser ke arah pariwisata berkualitas.

Baca juga  Kerjasama Pertambangan Tak Sesuai Aturan, Kejati Kaltim Ungkap Modus Korupsi Perusda BKS

Sementara itu, ekonom INDEF Izzudin Al Farras menilai overtourism jadi masalah utama yang tak ditangani. Ia menilai toleransi warga lokal dimanfaatkan turis asing untuk mencari untung. “Warga asing bisa seenaknya mengeruk cuan dari keindahan alam hingga budaya Bali,” tuturnya.

Izzudin menambahkan bahwa daerah seharusnya memperketat izin investasi mikro seperti homestay atau rental motor. Ia mengingatkan pentingnya kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah. Tanpa regulasi yang tegas, UMKM lokal akan makin tergencet.

Baca juga  Kasus Air Sabu Diminum Balita 3 Tahun, Polresta Samarinda Tetapkan 1 Tersangka

Dari sisi modus, Celios melalui Nailul Huda menyebut lima cara utama warga asing menguasai Bali. Termasuk menikahi warga lokal, membeli paksa aset, pemasaran terarah ke negaranya, mengakali OSS, hingga visa bolak-balik untuk usaha.

Krisis ini bukan sekadar isu turisme, tapi soal kedaulatan ekonomi dan budaya. Jika tak ditangani cepat, Bali yang dikenal sebagai surga dunia bisa berubah menjadi lahan eksploitasi tanpa aturan. Kini saatnya pemerintah bergerak lebih cepat daripada investor asing.

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250603063318-92-1235745/bali-dikepung-bisnis-asing-karma-dosa-pariwisata/1
Penulis : Arnelya NL

Berita-berita terbaru

Tinggalkan komentar