Kolesterol Naik karena Lemak Jenuh, Ini Imbauan dalam Konsumsi Daging di Tengah Tradisi Kurban

admin

Ilustrasi. Daging Kurban

Kabaristimewa.id – dr. Bramantya Wicaksana, Sp.PD, menyampaikan peringatan tentang konsumsi daging merah. Ia menyoroti bahaya kolesterol tinggi yang dipicu oleh lemak jenuh dalam daging sapi dan kambing. “Betul, bisa meningkatkan kolesterol, terutama jika makanan atau daging tersebut memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi,” ungkapnya.

Bahaya penyakit jantung dan penyempitan pembuluh darah bisa timbul dari kolesterol tinggi yang tidak terkontrol. Bramantya menjelaskan bahwa kolesterol tinggi sering tidak menunjukkan gejala apa pun, tetapi dampaknya bisa fatal. Oleh karena itu, pengaturan pola makan harus menjadi perhatian.

Baca juga  Jadi Pembicara di Hadapan Wali Kota dan Gubernur se-ASEAN, Andi Harun Beber Soal Pengendalian Banjir

Peningkatan risiko terhadap kanker saluran cerna dan lambung juga disebabkan oleh konsumsi daging merah berlebih. Dalam jangka panjang, pola makan seperti ini bisa menimbulkan peradangan dan menumpuknya plak dalam pembuluh darah. “Jika mengonsumsi daging merah secara berlebihan, maka akan menyebabkan risiko penyakit kardiovaskular dan kanker,” tuturnya.

Agar konsumsi tetap aman, batas maksimal tiga porsi per minggu disarankan. Jumlah tersebut setara dengan sekitar 350–500 gram daging merah. “Sebaiknya tidak lebih dari itu,” tambah Bramantya sambil menekankan pentingnya asupan serat dari sayuran dan buah.

Baca juga  Prediksi Kasus Kanker Indonesia Naik Drastis, Pemerintah Fokus Perkuat Pencegahan

Menurut Bramantya, pengolahan daging sangat berpengaruh pada dampak kesehatannya. Ia menyarankan metode memasak seperti merebus dan mengukus karena lebih minim risiko. “Merebus jauh lebih sehat. Saat kita grill atau membakar, maka risiko terbentuknya zat karsinogenik lebih tinggi,” jelasnya.

Cara memasak seperti memanggang atau membakar ternyata menghasilkan zat berbahaya jika tidak dilakukan dengan benar. Bramantya mengingatkan bahwa kandungan karsinogenik dari pembakaran dapat berbahaya bagi tubuh. Untuk itu, kesadaran masyarakat harus ditingkatkan.

Asupan daging yang tidak dikontrol dengan baik bisa merusak keseimbangan pola makan. Konsumsi tetap diperbolehkan, namun harus disertai dengan kesadaran dan pengaturan jumlah yang tepat. “Konsumsi daging merah tidak perlu dihindari sepenuhnya,” katanya.

Baca juga  Polisi Tangkap 8 Tersangka Pengoplosan Gas Elpiji, Termasuk Dokter dan Asisten Dokter

Gaya hidup sehat, menurut Bramantya, dimulai dari kebiasaan kecil dalam memilih makanan. Ia menutup penjelasannya dengan imbauan, “Kesadaran masyarakat untuk mengatur pola makan akan sangat berperan dalam mencegah penyakit kronis di masa depan.” Pola makan bijak, ia sebut, menjadi langkah awal menjaga kesehatan jangka panjang.

Sumber : https://health.kompas.com/read/25F06060000768/hati-hati-kolesterol-naik-usai-idul-adha-daging-kurban-bisa-jadi-pemicu
Penulis : Arnelya NL

Berita-berita terbaru

Tinggalkan komentar