India, China, dan Jepang Paling Sengsara Jika Iran Lakukan Penutupan Total Selat

admin

Peta Timur Tengah berkaita dengan area strategis Selat Hormuz sebagai jalur pasokan minyak dunia. Foto/tangkapan layar/googlemaps

Kabaristimewa.id – Persetujuan dari Parlemen Iran terhadap penutupan Selat Hormuz menunjukkan bahwa ancaman ini bukan lagi retorika. Tindakan tersebut muncul setelah serangan militer Amerika Serikat menghantam tiga pusat nuklir strategis milik Iran. Ketegangan kawasan Teluk pun meningkat drastis.

Langkah penutupan ini masih menunggu keputusan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran. Jika disahkan, Selat Hormuz yang lebarnya hanya 39 km itu bisa segera ditutup untuk lalu lintas energi dunia. Situasi ini bisa menyebabkan krisis pasokan energi secara global.

Selat Hormuz adalah jalur yang mengangkut lebih dari 20 juta barel minyak mentah per hari. Artinya, hampir sepertiga dari seluruh ekspor minyak dunia bergantung pada jalur ini. Ketika tersumbat, pasar dunia akan merasakan dampaknya secara langsung.

Baca juga  Elon Musk Peringatkan, Pembayaran Bunga Utang AS Bisa Bawa Negara ke Kebangkrutan

India menjadi salah satu negara paling rentan. Lebih dari 60% kebutuhan minyaknya berasal dari negara Teluk yang ekspornya melalui Hormuz. The Hindu Business Line memperingatkan, “Sektor penerbangan dan manufaktur India bisa lumpuh.”

China yang konsumsi minyaknya lebih dari 14 juta barel per hari, juga menggantungkan sekitar 42% pasokannya pada Selat Hormuz. Laporan South China Morning Post menyebut penutupan selat ini bisa memaksa Beijing melakukan pembatasan industri dan diplomasi agresif. China pun menghadapi potensi krisis pasokan dan gejolak sosial.

Baca juga  Pemerintah China Siapkan Inovasi Digital untuk Kesejahteraan Lansia

Di Jepang, yang 90% lebih kebutuhan energinya melewati Hormuz, risiko yang dihadapi sangat tinggi. Nikkei Asia menyebut, “Jika ditutup, itu sama artinya Jepang kehilangan oksigen.” Gangguan pasokan bisa menyebabkan pemadaman listrik dan kelumpuhan industri besar.

Meski Amerika Serikat tidak lagi terlalu tergantung pada impor minyak, dampaknya tetap terasa karena pasar global akan panik. Harga minyak naik otomatis akan mengerek harga BBM domestik. Ini dapat memicu inflasi dan tekanan ekonomi dalam negeri AS.

Negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Kuwait, dan UEA juga tidak lepas dari kerugian. Sekitar 80–90% ekspor minyak mereka melewati Hormuz. Meskipun punya jalur pipa darat, kapasitasnya belum cukup untuk menutupi seluruh kebutuhan ekspor mereka.

Baca juga  Netflix Umumkan Final Squid Game: Pertarungan Terakhir Dimulai

Gangguan terhadap ekspor minyak berarti pendapatan negara turun tajam. Anggaran negara yang bergantung pada minyak mentah bisa defisit. Krisis ini juga bisa memicu ketidakstabilan politik domestik.

Penutupan Selat Hormuz bisa menjadi bom waktu geopolitik dan ekonomi dunia. Negara-negara besar kini dipaksa bersiap terhadap skenario terburuk jika Iran mengeksekusi rencananya. Dunia mengamati dengan napas tertahan, menanti keputusan akhir dari Teheran.

Sumber : https://international.sindonews.com/read/1583859/43/3-negara-paling-sengsara-jika-iran-tutup-selat-hormuz-2-di-antaranya-punya-bom-nuklir-1750666010/24
Penulis : Arnelya NL

Berita-berita terbaru

Tinggalkan komentar