Kabaristimewa.id, Tenggarong – Di Desa Muara Ritan, Kukar, musim kemarau justru menghadirkan keindahan langka yang hanya terjadi satu kali dalam setahun. Ketika permukaan Sungai Belayan menurun drastis, muncul hamparan batu luas yang membentuk Pulau Karangan. Luasnya sekitar empat hektare, dan segera diserbu warga begitu terlihat.
Kepala Desa Ardy Maroni menjelaskan bahwa fenomena ini menjadi waktu yang paling ditunggu oleh masyarakat sekitar. “Pulau ini hanya bisa dikunjungi ketika musim kemarau, saat air surut dan bebatuannya timbul. Saat itu warga biasanya datang untuk rekreasi,” ungkapnya.
Warga lokal dan pengunjung dari desa tetangga memanfaatkan Pulau Karangan untuk berbagai aktivitas seru. Di antaranya berenang menggunakan ban, bakar-bakar ikan, berkemah, dan menikmati suasana alami yang menenangkan. Tempat ini juga sering digunakan sebagai lokasi berfoto.
UMKM setempat ikut ambil bagian dalam memanfaatkan momen wisata musiman ini. Lapak-lapak kecil menjual makanan, minuman, hingga jajanan tradisional turut meramaikan kawasan. Hal itu secara langsung mendukung pertumbuhan ekonomi warga.
Beberapa pengunjung bahkan datang untuk melakukan terapi kaki di atas batu, memanfaatkan permukaan berbatu alami yang dipercaya memiliki manfaat kesehatan. “Ada juga warga yang datang khusus untuk terapi kaki di atas batu,” tambah Ardy Maroni.
Meski belum tersedia fasilitas menginap di lokasi pulau karena medannya berbatu, pihak desa tidak tinggal diam. Perencanaan pembangunan cottage dan glamping di pinggir sungai pun sudah mulai dibahas. Langkah ini diambil untuk meningkatkan pengalaman wisatawan.
Ardy mengatakan, “Rencananya akan kita siapkan akomodasi di daratan pinggir sungai. Jadi, wisatawan bisa menikmati panorama air dan alam sekitar lebih lama.” Pemerintah desa berharap potensi wisata alam musiman ini bisa terus dioptimalkan secara berkelanjutan.
(Adv/DiskominfoKukar)
Penulis : Arnelya NL