Miris! Potret Kemiskinan dan Eksploitasi: Anak di Bontang Pilih Dagang Ketimbang Sekolah

admin

Ilustrasi. Eksploitasi Anak

Kabaristimewa.id, Bontang – Berbeda dari klaim pemerintah, kondisi anak-anak di Kota Bontang yang masih berjualan hingga malam hari menunjukkan ironi terhadap ambisi Kota Layak Anak. Pada Selasa (1/7/2025), BEKESAH.co menemukan seorang anak perempuan bernama samaran Dahlia masih menjajakan rempeyek pukul 23.00 Wita. Ia tak sendiri, melainkan bersama tiga saudaranya.

Gadis 9 tahun itu menyebut berjualan untuk membantu ibunya. “Kami semua jualan karena ingin bantu mama,” akunya. Setiap hari, mereka berjualan secara terpisah di tempat-tempat yang ramai orang.

Baca juga  Bontang Inovatif, Kendaraan Penyedot Lumpur Diharapkan Selesaikan Banjir Tanpa Bongkar Infrastruktur

Kegiatan itu dimulai sejak pukul 16.00 Wita, dengan transportasi motor yang dikendarai kakaknya. Dahlia mengatakan tetap akan sekolah keesokan harinya meski pulang larut. “Kalau nanti jualannya masih belum habis aku bakal pulang kok, soalnya besok sekolah,” katanya.

Pemandangan ini sangat kontras dengan misi Pemkot Bontang mengejar predikat “Utama” KLA. Predikat sebelumnya, yaitu Madya dan Nindya, telah diperoleh pada 2017-2019 dan 2021-2023. Namun, laporan terbaru menunjukkan bahwa praktik ekonomi anak masih berlangsung.

Dahlia mendapatkan uang saku kecil dari hasil jualannya, antara Rp 4 ribu hingga Rp 10 ribu. Uniknya, ia menabung sebagian besar dari uang tersebut. “Kalau sudah sampai Rp 100 ribu uang tabungannya biasa buat beli bahan peyek,” tuturnya.

Baca juga  Korban Tewas Diterkam Buaya di Sungai Santan Ditemukan Setelah 9 Jam

Ironisnya, meski bercita-cita menjadi dokter, Dahlia berniat tidak melanjutkan sekolah ke SMP. “Aku nggak mau SMP, mau kerja saja. Soalnya enak dapat uang,” ungkapnya. Hal ini memprihatinkan dalam konteks pemenuhan hak anak atas pendidikan.

Pasal 76F dan 76I UU No. 35 Tahun 2014 dengan tegas melarang eksploitasi anak untuk kepentingan ekonomi. Anak-anak seharusnya tumbuh dan berkembang, bukan bekerja menggantikan peran orang dewasa. Pemerintah diminta segera menindaklanjuti fakta-fakta lapangan yang bertolak belakang dengan pencitraan.

Baca juga  Seragam Gratis Segera Dibagikan oleh Disdikbud Bontang, Sekolah Dilarang Memaksa Beli

Jika tidak ditanggapi serius, ambisi meraih predikat tertinggi KLA hanya akan menjadi slogan belaka. Perlindungan terhadap anak harus nyata dalam bentuk tindakan, bukan sekadar status administratif. Laporan media ini pun diharapkan jadi pemicu evaluasi kebijakan di lapangan.

Sumber : https://bekesah.co/dugaan-eksploitasi-anak-terjadi-di-bontang-siswa-sd-jualan-hingga-pukul-2300-malam
Penulis : Arnelya NL

Berita-berita terbaru

Tinggalkan komentar