Lapas Perempuan Tenggarong Over Kapasitas, Pembangunan Lanjutan Diharapkan Berlanjut

admin

Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Perempuan Kelas IIA Tenggarong, Riva Dilyanti (Ist)

Kabaristimewa.id, Kutai Kartanegara – Kelebihan kapasitas di Lapas Perempuan Kelas IIA Tenggarong masih menjadi persoalan utama yang mempengaruhi pelaksanaan pembinaan warga binaan. Kepala Lapas, Riva Dilyanti, menyampaikan harapannya agar Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dapat mendukung kelanjutan pembangunan gedung Lapas pada tahun mendatang. Hal ini ia sampaikan pada Selasa (04/11/2025).

Menurut Riva, jumlah penghuni saat ini mencapai 371 orang, jauh di atas kapasitas ideal yang hanya 285 orang. Ia menegaskan bahwa kondisi tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas pembinaan. “Untuk penghuni Lapas Perempuan Kelas IIA Tenggarong saat ini ada 371 orang. Sementara kapasitas ideal kami hanya 285 orang, artinya sudah over kapasitas cukup tinggi,” ungkapnya.

Baca juga  Kukar Luncurkan Proyek Ambisius, Pasar Tangga Arung Tahap Kedua

Ia menambahkan, apabila seluruh narapidana perempuan dari wilayah Kalimantan Timur dan Utara ditempatkan di satu Lapas saja, jumlahnya dapat mencapai 900 orang. Keterbatasan tempat membuat sebagian warga binaan masih tersebar di berbagai Lapas dan Rutan lainnya. “Karena kapasitas di sini hanya 285, maka banyak yang harus ditempatkan di Lapas atau Rutan lain,” jelasnya.

Saat ini Lapas Perempuan Tenggarong memiliki sembilan kamar yang idealnya menampung maksimal 20 orang per kamar. Namun karena keterbatasan ruang, satu kamar bisa dihuni hingga 40 orang. “Penambahannya bukan ruangan yang diperbesar, tapi dengan ranjang susun,” terangnya.

Baca juga  Ini himbauan Wabup Rendi Solihin Hadapi Kemarau di Kutai Kartanegara

Riva menjelaskan, pembangunan lanjutan gedung Lapas sebelumnya sempat berhenti akibat kebijakan efisiensi anggaran. Ia berharap proses tersebut dapat kembali berjalan pada tahun 2026. “Pembangunan sempat berhenti karena efisiensi, tapi kami sangat berharap bisa berlanjut tahun depan,” ujarnya.

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kukar disebut telah menyiapkan alokasi anggaran sekitar Rp19 miliar untuk kelanjutan pembangunan. Lapas hanya menjadi penerima manfaat dan tidak terlibat langsung dalam proses lelang maupun pelaksanaan teknis. “Harapan kami bisa rampung tahun depan agar pembinaan lebih maksimal,” tambahnya.

Baca juga  Kukar Panaskan Mesin Lawan Krisis Pangan Global, 1.300 Hektar Lahan Disulap Jadi Sawah

Riva mengatakan bahwa sekitar 80 persen penghuni Lapas merupakan kasus narkoba, sehingga program pembinaan menjadi sangat penting untuk mencegah residivisme. Pembinaan yang diberikan meliputi kepribadian dan kemandirian melalui pelatihan keterampilan. Ia berharap pembinaan tersebut membantu warga binaan memiliki bekal setelah kembali ke masyarakat.

Riva juga menekankan pentingnya dukungan masyarakat agar mantan warga binaan dapat diterima kembali tanpa stigma negatif. “Harapan kami setelah mereka keluar dari sini, jangan sampai kembali lagi menjadi penghuni,” tuturnya. Ia mengingatkan bahwa mantan warga binaan berhak mendapat kesempatan untuk memulai kehidupan baru dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Berita-berita terbaru