Kabaristimewa.id, Jakarta – Food vlogger Codeblu (William Anderson) diduga melakukan pemerasan terhadap beberapa pengusaha kuliner, dengan meminta uang dalam jumlah besar untuk menghapus ulasan negatifnya. Kasus ini mencuat setelah ulasannya terhadap Clairmont Patisserie viral dan berdampak pada reputasi restoran tersebut.
Setelah ulasan negatifnya menarik perhatian publik, Codeblu dikabarkan menghubungi pihak Clairmont Patisserie dan meminta bayaran dalam hitungan dolar Amerika agar unggahan tersebut dihapus. Hal ini memicu kecaman dari pengusaha kuliner lainnya yang merasa ulasan negatif bisa digunakan sebagai alat untuk menekan mereka.
Beberapa pemilik restoran mengaku mengalami kerugian besar akibat ulasan negatif yang dibuat oleh Codeblu. Reputasi restoran yang dibangun bertahun-tahun dapat hancur dalam sekejap karena review yang merugikan, meskipun belum tentu akurat atau objektif.
Selain itu, restoran Kiyo Libare di Bandar Lampung juga ikut bereaksi dengan memasang stiker larangan masuk untuk Codeblu. Aksi ini menjadi simbol perlawanan dari para pengusaha kuliner yang merasa dirugikan oleh ulasan yang tidak adil.
Di media sosial, warganet mulai membandingkan Codeblu dengan food vlogger lain seperti Ria SW dan alm. Bondan Winarno, yang dikenal lebih etis dalam memberikan ulasan kuliner. Banyak yang menyoroti pentingnya etika dalam dunia review makanan agar tidak merugikan pihak lain.
Kasus ini masih terus berkembang, dengan kemungkinan tindakan hukum dari para pengusaha yang merasa menjadi korban. Sementara itu, publik menunggu klarifikasi dari Codeblu terkait tuduhan pemerasan yang kini mengancam reputasi dan kariernya sebagai food vlogger.
Sumber : https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5949424/ikut-boikot-restoran-di-lampung-pasang-pengumuman-food-vlogger-codeblu-dilarang-masuk?page=3
Penulis : Arnelya NL