Desa Kota Bangun Ulu Dorong Masyarakat Atasi Krisis Sampah Lewat TPS3R

admin

Ilustrasi. Tumpukan sampah. Foto/RRI Padang/Edrianto

Kabaristimewa.id, Tenggarong – Krisis sampah di Desa Kota Bangun Ulu, Kutai Kartanegara, terus menjadi tantangan serius. Minimnya fasilitas pembuangan akhir membuat penumpukan semakin parah. Pemerintah desa kini fokus pada partisipasi warga sebagai kunci untuk keluar dari persoalan tersebut.

Kepala Desa Khairul Umam menyampaikan bahwa pengelolaan sampah selama ini terkendala jarak dan keterbatasan fasilitas. “Lokasi TPA yang tersedia di Desa Loleng jaraknya cukup jauh, dan kapasitasnya juga tidak memadai untuk menampung sampah dari dua desa,” ujarnya. Dalam situasi ini, kolaborasi antara warga dan pemerintah dianggap sangat penting.

Baca juga  Pemkab Kukar Kolaborasi dalam GPM Demi Stabilitas Harga

Pemerintah desa mengatur jam pembuangan sampah dari pukul 06.00 hingga 09.00 WITA untuk mencegah penumpukan di tempat sementara. Tempat ini diketahui juga digunakan oleh warga dari desa lain, sehingga jadwal menjadi salah satu solusi awal. Namun, langkah ini belum mampu menyelesaikan persoalan mendasar.

“Sarana prasarana kita terbatas, alat berat mini pun tidak mencukupi,” ungkap Khairul. Tanpa alat berat dan TPA lokal, upaya membersihkan sampah menjadi terhambat. Dalam kondisi tersebut, solusi jangka panjang mulai dirancang bersama pihak terkait.

Baca juga  Sekda Kukar Sambut Kepala BPK Kaltim yang Baru, Apresiasi Kinerja Pejabat Lama

Khairul menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan DLHK Kukar dan Kecamatan Kota Bangun. “Kami sudah komunikasikan dengan DLHK Kukar dan Kecamatan Kota Bangun, sementara mereka membantu armada pengangkut,” katanya. Koordinasi ini menjadi langkah awal memperkuat penanganan.

Selain upaya teknis, pihak desa juga berfokus pada edukasi masyarakat. Salah satu inisiatif yang akan dikembangkan adalah TPS3R atau Reduce Reuse Recycle. Konsep ini diharapkan bisa mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah dan membangun tanggung jawab kolektif.

Baca juga  Forum Sehat Mandiri, Inovasi Kesehatan dari Desa di Tepi Mahakam

“Kita berharap masyarakat turut berpartisipasi aktif, agar persoalan sampah ini bisa dikelola lebih baik,” tutur Khairul dalam wawancara. Menurutnya, perubahan perilaku warga menjadi kunci dari pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Peran masyarakat tidak dapat dipisahkan dari upaya memperbaiki kondisi lingkungan desa.

Ke depan, pemerintah desa akan menggabungkan pendekatan struktural dan sosial. Dengan partisipasi aktif masyarakat, ditambah dukungan pemerintah daerah, masalah sampah di Kota Bangun Ulu diharapkan segera menemukan jalan keluar yang konkret dan ramah lingkungan.

(Adv/DiskominfoKukar)

Penulis : Arnelya NL

Berita-berita terbaru

Tinggalkan komentar