Revitalisasi Jembatan Besi Ditunda, Nilai Sejarah Jadi Pertimbangan Utama

admin

Jembatan Besi Tenggarong. Foto/Tribunkaltim.co/Ary Nindita

Kabaristimewa.id, Tenggarong – Reaksi masyarakat terhadap rencana revitalisasi Jembatan Besi di Tenggarong membuat DPU Kutai Kartanegara menghentikan sementara rencana pembongkarannya. “Kami sangat menghargai aspek historis dari jembatan ini,” tegas Kepala DPU Kukar, Wiyono. Ia menegaskan bahwa proses revitalisasi tidak akan mengabaikan warisan sejarah yang melekat pada jembatan tersebut.

Penolakan dari warga didasari oleh kekhawatiran hilangnya identitas sejarah yang sudah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. “Tidak ada niat untuk menghilangkan jembatan ini begitu saja,” ujar Wiyono saat memberikan keterangan pada Kamis (17/4/2025). Oleh karena itu, pihaknya kini menunggu hasil kajian yang lebih komprehensif.

Baca juga  Dispar Kukar Manfaatkan Festival Wisata untuk Tingkatkan Pariwisata dan PAD

Kajian tersebut mencakup tiga opsi besar yang sedang dianalisis oleh tim teknis. Opsi pertama mengarah pada pembongkaran total untuk membangun jembatan baru di tempat yang sama, demi keselamatan publik. Struktur jembatan lama dianggap tak lagi layak berdasarkan studi teknis.

Sementara itu, opsi kedua menawarkan pelestarian struktur lama dengan perubahan fungsi menjadi ruang publik. Fungsi baru ini dirancang sebagai jalur pejalan kaki yang sarat unsur rekreasi dan edukasi sejarah. Konsep ini mendapatkan tanggapan positif dari sebagian warga.

Baca juga  Pariwisata di Loa Janan, Harapan Baru Ekonomi Berbasis Komunitas

Pilihan ketiga yaitu memindahkan struktur jembatan ke lokasi baru sebagai monumen sejarah. Pemindahan ini dipertimbangkan demi menjaga simbol sejarah tetap hidup di tengah masyarakat Kukar. Ketiga skenario ini menanti keputusan berbasis kajian ilmiah.

Untuk memastikan solusi terbaik, DPU Kukar membentuk tim kolaboratif bersama akademisi dari Polnes dan Unikarta. “Targetnya, dalam waktu satu minggu sudah ada rekomendasi sebagai dasar pengambilan keputusan,” jelas Wiyono. Kajian ini menjadi langkah krusial agar proyek tidak menimbulkan polemik berkepanjangan.

Baca juga  Menyelami Keajaiban Buah Elai Memahami Pesona Desa Batuah

Proses pengambilan keputusan akan menimbang berbagai aspek, mulai dari teknis, keamanan, hingga nilai sejarah dan budaya. Pemerintah daerah tidak ingin gegabah dalam merespons sensitivitas publik terhadap warisan lokal. Oleh karena itu, pelibatan akademisi dianggap langkah yang tepat.

Wiyono berharap masyarakat dapat bersabar dan ikut mendukung proses kajian ini secara terbuka. “Keputusan akhir akan diambil secara objektif,” ujarnya. Semua masukan akan menjadi bagian penting dari langkah strategis ke depan.

(Adv/DiskominfoKukar)

Penulis : Arnelya NL

Berita-berita terbaru

Tinggalkan komentar