Kabaristimewa.id, Tenggarong – Dipusatkan di kawasan Jembatan Besi, pembangunan jembatan pendamping mulai digarap sebagai proyek prioritas Pemerintah Kabupaten Kukar. Pembangunan tersebut diharapkan membuka peluang baru dalam pengembangan sektor pariwisata dan usaha kecil. Proyek ini ditargetkan selesai pada Desember 2025 mendatang.
Oleh Wiyono, Kepala Dinas PU Kukar, pembangunan ini diklaim sebagai bentuk investasi jangka panjang. “Pertumbuhan ekonomi lokal bisa terdorong lewat peningkatan akses dan fasilitas,” ucapnya. Pelaku UMKM juga disebut akan mendapat keuntungan dari peningkatan mobilitas pengunjung.
Dengan lokasi yang strategis, konektivitas antara destinasi wisata dan pusat aktivitas masyarakat diyakini semakin lancar. Kawasan Taman Titik Nol dan Tama Tanjong menjadi dua fokus utama penghubungan jembatan. Infrastruktur ini dirancang menyatu dengan pola lalu lintas baru.
Dalam rancangannya, jembatan juga akan mengarah ke lokasi parkir yang lebih memadai dan luas. Masyarakat tidak hanya akan dimudahkan dalam aktivitas ekonomi, tetapi juga sosial dan keagamaan. Akses ke masjid dan ruang publik akan ikut terdampak positif.
Disoroti sebagai solusi atas kepadatan lalu lintas di Jalan Kartini dan Jalan Panjaitan, proyek ini menuai perhatian warga. Selama ini, kawasan tersebut dikenal rawan kemacetan pada jam sibuk. Dengan jalur alternatif baru, waktu tempuh diprediksi berkurang signifikan.
Dinas PU Kukar mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung pembangunan ini. “Jembatan ini bukan hanya untuk transportasi, tapi juga untuk geliat wisata dan ekonomi,” kata Wiyono. Baginya, pembangunan harus dilakukan secara inklusif dan partisipatif.
Sebagai jantung ekonomi dan wisata, Kecamatan Tenggarong tengah dipoles menjadi kawasan unggulan. Jembatan pendamping diharapkan menjadi simbol perubahan dan kemajuan Kukar. Pemerintah menaruh harapan besar pada transformasi kawasan ini.
Sepanjang 2025, proses konstruksi akan terus diawasi dan disesuaikan dengan kebutuhan teknis lapangan. Komitmen Pemerintah Kabupaten Kukar ialah menghadirkan infrastruktur berkualitas. Hal ini dipandang sebagai dasar pembangunan daerah berbasis potensi lokal.
(Adv/DiskominfoKukar)